SANTRIWEB – Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) akan menggelar Gebyar Seni Budaya Etnis & Agama Serta Ratibul Haddad di Istana Maimun, Medan, pada Senin, 27 November 2023 mendatang. Acara ini digelar dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa menjelang Pemilu 2024.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan Pemilu yang damai dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, di Medan, Minggu (26/11).
Acara ini akan menampilkan berbagai kesenian dan budaya dari berbagai etnis dan agama di Sumatera Utara. Selain itu, juga akan digelar pembacaan Ratibul Haddad, sebuah doa yang dibacakan untuk memohon keselamatan dan keberkahan.
“Acara ini terbuka untuk umum. Kami mengajak masyarakat untuk datang dan menyaksikan acara ini,” kata Hadi.
Gebyar Seni Budaya Etnis & Agama Serta Ratibul Haddad akan dimulai pukul 09.00 WIB. Acara ini akan dimeriahkan oleh berbagai kesenian dan budaya, seperti tari-tarian, musik, dan lagu.
Berikut adalah beberapa kesenian dan budaya yang akan ditampilkan dalam acara ini:
- Tari saman dari Aceh
- Tari tor-tor dari Batak Toba
- Tari piring dari Minangkabau
- Tari gambyong dari Jawa
- Tari tradisional Tionghoa
- Tari tradisional India
Selain itu, juga akan digelar pembacaan Ratibul Haddad yang dipimpin oleh Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf.
Acara ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, juga dapat menjadi sarana untuk mengenal lebih dekat budaya-budaya yang ada di Sumatera Utara.
Makna penting acara ini
Acara Gebyar Seni Budaya Etnis & Agama Serta Ratibul Haddad ini memiliki makna penting bagi masyarakat Sumatera Utara. Acara ini menunjukkan bahwa masyarakat Sumatera Utara yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan ras dapat hidup berdampingan dengan rukun dan damai.
Acara ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Sumatera Utara menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa. Masyarakat Sumatera Utara menyadari bahwa perbedaan suku, agama, dan ras merupakan kekayaan bangsa yang harus dijaga dan dirawat.
Acara ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, maka persatuan dan kesatuan bangsa dapat terjaga.(MIS)