SANTRI – Uni Eropa UE desak tindakan Iran atas serangan terhadap Israel, dengan Komisi Eropa mendesak untuk mengambil tindakan yang lebih keras sebagai respons terhadap eskalasi yang terjadi di Timur Tengah.
Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyatakan bahwa serangan Iran adalah tindakan provokasi yang menyebabkan eskalasi regional yang tidak terkendali.
Serangan malam pada tanggal 14 April 2024 dilakukan oleh Iran dan sekutunya di Irak dan Lebanon sebagai tanggapan terhadap serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus beberapa hari sebelumnya.
Iran menyebut serangan malam itu sebagai “serangan balasan” atas tindakan Israel di Damaskus.
Menanggapi serangan tersebut, Von der Leyen mengeluarkan pernyataan yang tegas, menyatakan bahwa Uni Eropa sepenuhnya mendukung Israel dan menunjukkan solidaritas dengan negara tersebut.
Namun demikian, Von der Leyen juga menyoroti provokasi yang dilakukan Iran, yang dinilainya sebagai pemicu eskalasi yang berbahaya di kawasan tersebut.
Para pemimpin Uni Eropa, termasuk Von der Leyen, telah mempertimbangkan untuk memperketat sanksi terhadap Iran sebagai respons langsung terhadap serangan ini.
Langkah tersebut diharapkan dapat memberikan tekanan politik dan ekonomi lebih lanjut kepada Iran untuk menghindari tindakan yang dapat memicu ketegangan di Timur Tengah.
Dalam sebuah konferensi pers di Brussels, Von der Leyen menyampaikan, “Serangan Iran terhadap Israel adalah suatu tindakan yang tidak dapat diterima.
Uni Eropa akan bekerja sama dengan mitra internasional untuk menentukan langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi eskalasi ini.”
Selain itu, Komisaris Urusan Luar Negeri UE, Josep Borrell, juga menegaskan kecaman terhadap serangan tersebut. Borrell menyatakan, “Kami mengutuk tindakan Iran yang berkontribusi pada ketegangan di Timur Tengah. Solusi terbaik adalah melalui dialog dan penyelesaian damai.”
Serangan Iran terhadap Israel merupakan puncak dari ketegangan yang terus meningkat di kawasan tersebut. Konflik regional dan rivalitas geopolitik telah menyulut serangkaian aksi saling balas antara Iran dan Israel, dengan dampak yang meresahkan negara-negara di sekitarnya.
Para analis menganggap bahwa serangan ini juga memiliki dimensi politik dan militer. Iran, dengan melancarkan serangan “balasan” ini, diduga ingin menunjukkan keunggulannya secara militer sambil memberikan peringatan kepada musuh-musuhnya di kawasan tersebut.
Di sisi lain, reaksi dari Israel dan sekutunya di Timur Tengah juga diawasi dengan ketat. Israel telah merespons secara keras terhadap ancaman yang dirasakan dari Iran dan kelompok-kelompok yang didukungnya di kawasan tersebut.
UE, sebagai pemain kunci dalam diplomasi internasional, sedang berupaya untuk menjaga stabilitas di Timur Tengah. Langkah-langkah keras terhadap Iran diharapkan dapat membawa tekanan yang cukup untuk mendorong negara tersebut kembali ke jalur dialog dan mengevaluasi ulang tindakannya.
Sementara itu, Uni Eropa juga memperkuat koordinasi dengan negara-negara G7 dan mitra internasional lainnya. Konferensi video para pemimpin G7 yang diselenggarakan beberapa hari sebelumnya telah membahas situasi di Timur Tengah, dengan fokus pada tindakan yang dapat diambil untuk meredakan ketegangan di kawasan tersebut.
Perkembangan lebih lanjut dari situasi ini akan terus dipantau oleh komunitas internasional. UE desak tindakan Iran atas serangan akan menjadi fokus utama dalam upaya untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mempromosikan perdamaian di Timur Tengah.