GP Ansor Rayakan 90 Tahun dengan Gowes, Sufi, dan Ziarah, Ingat Perjuangan Pendiri dan Dukung Indonesia Emas 2045

GP Ansor rayakan 90 tahun dengan gowes

Jawa Barat – Gerakan Pemuda Ansor GP Ansor rayakan 90 tahun dengan gowes, acara yang berlangsung di Pesantren Al-Baqiyatus Solihat, Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat, (21/4/2024).

Acara ini diwarnai dengan Gowes Ansor sejauh 90 kilometer, pertunjukan Sufi yang memukau, dan ziarah ke makam KHR Ma’mun Nawawi atau Mama Cibogo.

Bacaan Lainnya

Gowes Ansor: Semangat Juang dan Makna 90 Tahun

Gowes Ansor sejauh 90 kilometer menjadi simbol perjuangan dan dedikasi GP Ansor selama 90 tahun berkarya untuk bangsa dan negara.

Diiringi semangat pantang menyerah dan tekad kuat, para peserta gowes mengayuh pedal mereka dengan penuh antusias, melewati rute yang menantang dan indah.

Sufi dan Shalawat: Menyambut Ulang Tahun dengan Spiritualitas

Setibanya di Pesantren Al-Baqiyatus Solihat, para peserta Gowes Ansor disambut dengan lantunan shalawat badar dan pertunjukan Sufi yang memukau.

Para penari Sufi cilik, dengan gerakannya yang penuh makna, membawa suasana spiritual dan kedamaian bagi para hadirin.

Ziarah Makam Mama Cibogo: Meneladani Pengabdian Pendiri

Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan ziarah ke makam KHR Ma’mun Nawawi atau Mama Cibogo. Mama Cibogo merupakan ulama NU yang dihormati dan salah satu pendiri Laskar Hizbullah.

Para peserta ziarah memanjatkan doa dan mengenang jasa-jasa Mama Cibogo dalam perjuangannya untuk NU dan bangsa.

Sambutan dan Pesan: Menegaskan Komitmen dan Visi Masa Depan

Acara ini juga diisi dengan sambutan dari tokoh penting, seperti KH Jamaludin Nawawi, pengasuh Pesantren Al-Baqiyatus Solihat, dan Addin Jauharudin, Ketua Umum GP Ansor.

Dalam sambutannya, KH Jamaludin Nawawi menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan delegasi Ansor dan mengenang jasa Mama Cibogo terhadap NU dan bangsa.

Addin Jauharudin, dalam pidatonya yang bersemangat, menekankan pentingnya ulang tahun ke-90 GP Ansor dan komitmen organisasi yang tak tergoyahkan terhadap perjuangannya.

Ia menarik persamaan antara Gowes Ansor 90 kilometer dengan 90 tahun pengabdian organisasi, menandai kedewasaan dan pengalaman GP Ansor.

Lebih lanjut, Jauharudin menekankan peran GP Ansor dalam perjalanan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Ia membayangkan generasi Ansor yang terorganisir dengan baik, disiplin, dan bugar, didorong oleh loyalitas dan dedikasi yang tak terbatas.

“Kita semua awalnya dari nol (0) lahir tumbuh dan berkembang untuk perjuangan NU (bintang 9). Sampai saat ini kami adalah pandu bagi organisasi NU. Kami lahir menjadi elemen genetik Nahdlatul Ulama,” jelas dia.

Ia menambahkan kegiatan gowes Ansor sebagai pengingat bahwa pengurus Ansor tidak boleh melupakan sejarah para pendiri NU yang memperjuangkan republik.

“Kita tidak boleh melupakan jejak ulama, dan harus memperjuangkan Mama Cibogo mendapat pengakuan gelar pahlawan nasional sehingga jejak beliau kepada generasi,” pungkasnya.

Semangat Membangun Bangsa dan Memperjuangkan Cita-cita

Perayaan ulang tahun ke-90 GP Ansor ini bukan hanya menjadi momen refleksi atas sejarah panjang organisasi, tetapi juga menjadi penanda semangat baru untuk terus berkarya dan membangun bangsa.

Gowes Ansor, pertunjukan Sufi, dan ziarah ke makam Mama Cibogo menjadi simbol perjuangan, spiritualitas, dan dedikasi GP Ansor dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

GP Ansor, dengan sejarahnya yang kaya dan kiprahnya yang gemilang, siap menjadi garda terdepan dalam mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera untuk semua.

Pos terkait